Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Senin, 04 Februari 2013

cara mengendalikan amarah

0 komentar
1. KENALI EMOSI KAMU
2. BILA MARAH, SEGERA ISTIGHFAR LALU AMBIL WUDHU
3. JANGAN DIPENDAM
4. BERKACA DARI PENGALAMAN
5. CARI KETENANGAN
6. SEGERA CARI SOLUSI SETELAH EMOSI REDA


1. BERWUDHU & SHOLAT
Berwudhu akan mengurangi panasnya "bara" amarah di dalam hati. Dan, sholat akan membuat pernafasan Kita menjadi lebih pelan dan lebih rileks. Ini sebuah cara ampuh untuk menurunakan tekanan psikologis maupun stress.

2. BERSIKAPLAH DEWASA
Umumnya mereka yang dewasa secara akal, pikiran, dan lebih matang memiliki pengendalian diri yang baik. Mungkin saat ini belum mempunyai pengendalian diri, namun latihlah dari sekarang sebab dengan menahan diri untuk tidak marah kita bisa mengendalikan amarah dan hawa nafsu yang bergejolak.

3. PERGI KE KAMAR MANDI KEMUDIAN CUCI MUKA
Air dapat membersihakan kotoran dan mengalirkan segala sesuatu. Jika kita sedang dalam keadaan marah sebaiknya berwudhu..ga salahkan..
smilesmile.

4. LEBIH RELIGIUS
mungkin selama ini kita kurang aktif di pengajian ataupun kegiatan keagamaan lainnya, kenapa tidak segera memulainya lagi?
Berada di Komunitas Spiritual, akan membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif. Dan, ini pada akhirnya akan mengekang segala kesinisan, amarah, dan juga agresif....oh ea tak saranin ikut group band hadroh..atau Qosidah hehehe
smile wink

5. SERINGLAH TERTAWA
Amarah dan humor memang tidak sama dan tak mungkin dalam satu waktu. Sehingga jika kita mau tertawa, dan tak ada salahnya kita menertawakan diri sendiri pada saat suasana mulai tidak mengenakkan hati maka amarah yang siap keluar bakal mereda, jika kita bisa menganggap tragedi itu hanyalah sebuah "banyolan" belaka.

6. MENDENGARKAN
Cobalah untuk menutup mulut, diam...mendengarkan. Sudah banyak bukti, bahwa diam sanggup meredam amarah, saat bersitegang dengan lawan bicara. Setelah itu, saat kita berbicara, maka nada bicara kita akan terdengar lebih bijak. Ini bisa membuat orang lain belajar kepada kita.

7. TINGKATKAN EMPATI
Lihatlah situasinya menurut sudut pandang orang lain. Ini akan membuat kita menemukan kecakapan baru, bahwa kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Maka, orang lain akan lebih menghargai kita.

8. MEMAAFKAN
Betapa pun kita pernah luka di "hati" yang dalam membekas, cobalah untuk memaafkan...meskipun menurut kita hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan. Cobalah melepaskan amarah dengan memaafkannya. Percayalah, kita akan merasakan "pelepasan beban" yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani.

9. TOLERANSI
Belajar menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak kita. Dengan sikap toleran ini, maka pada saat kita berbicara, itu akan lebih didengarkan oleh orang lain.

10. MILIKI SAHABAT KARIB
Seorang sahabat karib, bisa dipercaya, dan dapat memberikan dukungan buat kita, pada saat diperlukan. Sahabat juga tempat untuk berbagi. Dengan berbagi (curhat), gemuruh amarah akan menemukan pelepasannya, sehingga bisa diredakan.

11. BAHASA POSITIF DAN LUGAS
Meskipun marah karena merasakan ketidak adilan pada diri kita, tetaplah fokus dan selektif. Gunakan bahasa positif namun lugas, simple, dengan nada suara yang rendah.
Ini bisa membuat rasa marah mereda, dan bicara kita pun akan lebih diperhatikan, dibandingkan jika kita mengungkapkannya dengan nada tinggi dan keras, apalagi jika sampai memaki dan menghujat...yang mana bisa saja "seluruh isi kebun binatang" keluar dari mulut kita.

12. MEMELIHARA BINATANG
Nah, daripada "seluruh isi kebun binatang" keluar dari mulut kita, saat marah...mendingan kita memelihara hewan kesayangan.
Ini tidak menuntut banyak, kecuali makanan dan perhatian. Memelihara hewan kesayangan adalah tindakan bagus dan baik, sebagai awal kita untuk belajar memperhatikan lingkungan sekitar kita. Penelitian psikologis, menunjukkan bahwa secara fisik dan emosi, pemilik hewan kesayangan lebih baik, dibandingkan yang tidak memilikinya.

sumber: http://heartz.heck.in/cara-mengendalikan-marah.xhtml

0 komentar: